Jumat, 22 Agustus 2008

MEKANISME FOCUSED GROUP DISCUSSION

MEKANISME FOCUSED GROUP DISCUSSION

Kegiatan FGD merupakan bagian dari suatu metode PRA (Participacy Rapid Appraisal), adalah cara diskusi secara interaktif dalam melihat permasalahan yang dihadapi melalui curah pendapat para peserta diskusi untuk menemukan penyelesaian masalah, yang memiliki tujuan menghasilkan rancangan program dari, oleh dan untuk masyarakat. Hingga mengembangkan kemampuan masyarakat dalam menganalisa keadaan mereka sendiri dan melakukan perencanaan melalui kegiatan aksi.

Maka tujuan kegiatan FGD yang utama ialah untuk menghasilkan rancangan program yang gayut dengan hasrat dan keadaan masyarakat. Terlebih itu, tujuan pendidikannya adalah untuk mengembangkan kemampuan masyarakat dalam menganalisa keadaan mereka sendiri dan melakukan perencanaan melalui kegiatan aksi.

Beberapa hal prinsip yang ditekankan dalam FGD ialah :

  1. FGD adalah salah satu teknik dalam penggalian data. Harus diingatkan bahwa FGD merupakan salah satu teknik dari metode PRA, yah walaupun FGD juga bisa ingin mengetahui pendapat/pandangan konsumen mengenai suatu produk, tetapi FGD juga menjadi bagian dari metode penelitian sosial. Jadi dalam melakukan FGD harus jelas tujuan anda, bukan hanya sekedar mengmpulkan orang dan membicarakan topik yang tidak beraturan/tidka jelas. FGD ini ada apabila dalam kegiatan/penelitian anda memang membutuhkannya.
  2. FGD adalah kelompok diskusi dan berbeda dengan wawancara biasa atau wawancara mendalam. Ingat FGD melibatkan banyak orang (antara 6-12 orang), jadi didalamnya terdapat interaksi yang membahas suatu permasalahan yang menjadi tema diskusi. Inilah yang menjadi perbedaan mencolok dengan metode penggalian data pada penelitian kualitatif lainnya seperti wawancara mendalam. Dalam pelaksanaannya fasilitator harus bisa mencairkan suasana, bahkan interaksi harus bisa dibentuk antar peserta FGD. Ingat ini diskusi bukan mewawancarai sekelompok orang, tentu sangat berbeda tujuan akhirnya. Maka fasilitator harus lebih sedikit berbicara tetapi menyimak dengan baik jalannya diskusi antar peserta, apabila ada hal yang melenceng dari tema baru fasilitator meluruskan kembali.
  3. FGD adalah sekelompok orang (group) bukan individu-individu. Karena FGD adalah diskusi maka FGD adalah group bukan individu. Seperti prinsip sebelumnya, bahwa peserta FGD harus ada interaksi, sebisa mungkin fasilitator bisa senetral mungkin, bahkan bisa mengajak peserta yang terlihat menjadi minoritas hingga ”tidak bersuara” menjadi ”bersuara” dengan memperhatikan keutuhan kelompok.
  4. FGD adalah harus terfokus. Prinsip ini melengkapi prinsip pertama. FGD merupakan diskusi yang memiliki tujuan. Dalam penelitian anda sudah jelas kebutuhan apa yang dapat dipenuhi melalui FGD. Maka fasilitator sudah memiliki panduan dalam memfasilitasi diskusi. Jangan hanya melihat proses yang terjadi dalam diskusi tetapi lihatlah apakah diskusi ini sudah mencapai apa yang menjadi tema diskusi. Walaupun interaksi baik tetapi tujuan diskusi belum tercapai, maka ini tidak baik, karena hanya membuang energi saja. Walaupun fasilitator harus bisa melakukan ”ice breaking” tetapi ini dalam mencegah diskusi yang terlalu serius ataupun sudah terlalu melenceng dari tema awal. Oleh karena itu ”ice breaking” tidak hanya untuk untuk mencairkan suasana tetapi juga mengingatkan tema yang didiskusikan.

Dalam FGD, pesertanya lebih diutamakan memiliki latar belakanag atau pengetahuan yang sama (misalanya anggotanya para ibu-ibu atau sbapak-bapak, atau orang-orang yang memiliki hobi sama seperti memancing). Khusus dalam kajian ini, maka peserta FGD harus memiliki pengetahuan yang sama mengenai pengembangan wilayah Ciamis. Sebisa mungkin peserta memiliki kecenderungan homogen karena semakin beragamnya peserta menyebabkan ketidak kondusifan jalannya diskusi, misalnya salah satu anggota berusia masih di bawah 20 tahun sedangkan yang lainnya berusia lebih dari 40 tahun maka ini menjadi ketidakseimbangan yang menyebabkan ia tidak akan banyak mengeluarkan pendapat/idenya.

Tujuan dari FGD secara umum, adalah:

  1. Untuk menggali rangkaian opini/pendapat/pandangan mengenai topik yang sedang dibahas
  2. Untuk melihat kecenderungan-kecenderungan opini di masyarakat mengenai topik yang dibahas
  3. Menggali maksud atau data-data yang tidak bisa dijelaskan secara kuantitatif.
    Maka sering dikatakanFGD adalah penelitian kualitatif dan penelitian kualitatif adalah FGD.

Ada beberapa prosedur umum dalam FGD yang juga bisa diterapkan dalam FGD untuk kajian/penelitian. Beberapa prosedur tersebut adalah:

1. Mengidentifikasi yang dapat menjadi peserta diskusi, dan undang pada pertemuan di tempat dan waktu yang telah ditetapkan. Jumlah yang paling ideal adalah antara 6-8 orang, namun batasan maksimal bisa mencapai 12 orang. Kemudian dalam jumlah peserta harus fleksibel, jangan menolak peserta sudah datang, atau bahkan memaksa seseorang untuk menghadiri diskusi tersebut.

2. Harus siap secara mental (untuk fasilitator) karena harus siap untuk mengobservasi, mendengarkan, dan menjaga agar diskusi tetap pada jalurnya. Waktu yang dibutuhkan untuk diskusi sekitar 1-2 jam, maka manfaatkan waktu tersebut seoptimal mungkin. Apabila waktu lebih dari itu, maka biarkan jangan memotong dan memberhentikan diskusi secara mendadak hanya karena waktu, ingat diskusi diberhentikan ketika semua kebutuhan sudah tercapai.

3. Pastikan fasilitator dan tim pendukung sudah menyiapkan tempat yang telah ditentukan, hingga sudah siap dan menyambut kedatangan peserta. Jangan sampai peserta yang tiba lebih dahulu.

4. Menjaga sikap dan penampilan tetap netral, dan jangan terlebih dahulu memulai berbicara mengenai topik sebelum semua keadaan siap. Jika sudah siap maka tim akan mempersilahkan untuk memulai diskusi.

5. Mulailah dengan memperkenalkan diri sendiri (fasilitator) beserta anggota tim (walaupun mungkin sebelumnya sudah ada peserta yang bertemu dengan anggota tim secara individu), dan berilah kesempatan kepada peserta untuk memperkenalkan diri mereka sendiri.

6. Tim harus siap mengikuti jalannya diskusi (membantu tugas fasilitator) yaitu mencatat semua hal yang terjadi saat diskusi berangsung. Oleh karena itu akan lebih bagus ada pendokumentasian, misalanya radio rekam (tape recorder), kamera foto dan akan lebih bagus menggunakan kamera film, hingga semua kejadian terekam audio visual (ini memudahkan bagi tim untuk mengkategorikan dan menganalisis hasil jawaban diskusi)

7. Jelaskan secara baik maksud dan tujuan diskusi ini, yaitu untuk mengetahui pendapat/pandangan mengenai keadaan atau situasi yang terlihat dalam gambar. Katakan kepada peserta FGD, bahwa dalam diskusi bukan untuk mencari yang benar atau salah, semua pendapat benar, karena tujuan diskusi untuk mengetahui pandangan peserta FGD mengenai topik masalah tertentu. Jadi pastikan dengan baik bahwa semua peserta mengerti bahwa jawaban mereka tidak ada yang salah maupun benar.

8. Tutuplah diskusi ini apabila semua data yang dibutuhkan dianggap terpenuhi. Jangan sampai diskusi terpecah menjadi kelompok-kelompok disukusi yang lebih kecil. Dan harus tulus mengucapkan terima kasih kepada peserta untuk kontribusinya.


Dalam pelaksanaan FGD, maka harus diperhatikan beberapa hal, yaitu:

1. Tentukan satu orang fasilitator dan tim yang akan membantu fasilitator dalam pelaksanaan FGD. Tim dapat diambil dari surveyor yang telah mengidentifikasikan orang-orang yang akan menjadi pserta FGD. Untuk fasilitator diambil yang memiliki pengalaman melakukan FGD, dan beberapa syarat umum, yaitu

a. good communication
b. memahami betul permasalahan yang menjadi tema FGD
c. memiliki kemampuan analisis yang baik
d. peka dan teliti
e. simpati

2. Pedoman pertanyaan (wawancara) untuk memberikan arahan kepada fasilitator, agar tidak keluar dari topik yang dibahas. Pedoman ini dapat diambil dari pedoaman wawancara untuk informan (indepth interview) kalau tidak ada, harus disusun kembali pedomannya.

3. Identifikasi para peserta FGD, pastikan peserta FGD orang-orang pilihan, homogen (misalnya memiliki pengetahuan mengenai kajian yang dilakukan).

4. Tentukan Lokasi dan waktu. Tentukan tempat yang netral, jauh dari keramaian, tidak bising, dan mudah dijangkau/akses mudah. Tempat ini harus representatif untuk dijadikan temnpat diskusi. Jangan sampai peserta FGD tidak mau berbicara sat diskusi dikarenakan tempat diskusi hádala tempat yang dimiliki oleh tokoh masyarakat yang memang ditakuti di daerahnya.

5. Tim mempersiapkan alat-alat seperti:

a. Papan tulis/white board dan kelengkapannya

b. Kertas plano

c. Selotip kertas

d. Spidol

e. Tape recorder minimal 2 buah

f. Kamera foto

g. Kamera film (kalau memungkinkan)

h. Konsumsi

i. Kursi dalam bentuk ¾ lingkaran, kalau tidak ada bisa lesehan

j. Diberikan name tag untuk nama peserta (pastikan bisa dibaca oleh fasilitator) kalau tidak name tag bisa berupa kertas karton yang dilipat untuk ditempatkan di depan peserta (biasanya untuk lesehan). Ini berfungsi untuk memudahkan dalam mengidentifikasi nama-nama dan untuk mempermudah memperkenalkan antar peserta

k. Kertas dan alat tulis (spidol) untuk masing-masing pesrrta (berfungsi apbila dibutuhkan untuk menggali lebih dalam potensi dan masalah mereka mengenai kajian pengembangan ciamis

6. Gambar atau slide, satau tulisan, yang memuat topik yang akan dibahas dalam FGD. Disipakan untuk memulai kegiatan FGD.

7. Penentuan peserta FGD dilakukan maksimal sampai H-1. Identifikasi sudah dilakukan saat survey dilaksanakan. Kategori peserta FGD, misalnya:

  1. Aparat Pemerintah
  2. Anggota Presidium
  3. Tokoh Masyarakat (masyaakat biasa/tidak memiliki latar belakang organisasi manapun)
  4. Akademisi
  5. LSM
  6. Masyarakat biasa/rumah tangga
  7. ……..(tambahkan kalau ada yang lain)
Pengkategorian ini akan berkembang seiring kondisi di lapangan. Tapi kita memastikan bahwa dalam kelompok FGD sebisa mungkin jangan terlalu heterogen (dari segi pengetahuan, umur maupun jabatan, dll) karena akan menimbulkan dominasi dan intimidasi dalam kelompok.

8. Apabila terjadi hal-hal dominasi kelompok, maka fasilitator harus bisa memblocking, dan dapat mendorong peserta yang kurang aktif untuk berbicara. Apabila takut untuk mengeluarkan pendapat, maka digunakan kertas dan spidol untuk masing-masing peserta dan menulis (mengungkapkan) pendapatnya/ide mengenai topik yang dibahas. Kertas tersebut dikumpulkan dan ditempelkan di papan yang tersedia dan mulai dikategorisasikan jawabannya. Kemudian mulai fasilitator untuk mempersilahkan dari masing-masing peserta untuk mengungkapkan jawaban/ide yang ditulis tersebut.

9. Apabia terjadi kebekuan, maka fasilitator bisa memberikan semacam icebreaking untuk mencairkan suasana, ini juga bisa mencegah terjadi dominasi di dalam kelompok. Hanya saja fasilitator tidak boleh terlena dengan kondisi santai tersebut, karena dapat mengganggu konsentrasi untuk mencapai tujuan dalam diskusi tersebut. Modeator akan lebih baik kembali mereframing apabila ada beberapa peserta yang sudah mulai ngelantur tidak sesuai topik yang dibahas. Ini dengan menegaskan secara perlahan mengenai topik yang dibahas.

10. FGD dapat dihentikan apabila tujuan untuk mengetahui pandangan dari tiap peserta mengenai topik yang diambil sudah cukup. Ingat dalam menutup ini fasilitator bisa memberikan yang baik kepada tiap speserta, jangan terlalu terburu-buru, dan kalau bisa dengan memberikan sedikit ice breaking agar mudah untuk mengakhiri diskusi.

11. Yang terpenting harus dipersiapkan juga uang pengganti ongkos mereka (atau reward dalam bentuk lainnya) dan diberikan saat mereka akan pulang. Kita harus bias menghargai waktu dan energi yang mereka keluarkan untuk bisa mengikuti FGD. Sudah sepatutnya kita bisa memberikan reward kepada peserta FGD.


Tidak ada komentar: